Acara Webinar bertajuk: Masa Depan Ilmu Komunikasi dalam Mempersiapkan Dunia Kerja di Era Revolusi Industri 4.0 dilaksanakan secara darin...
Acara
Webinar bertajuk: Masa Depan Ilmu Komunikasi dalam Mempersiapkan Dunia Kerja di
Era Revolusi Industri 4.0 dilaksanakan secara daring (online) pada hari Sabtu, 4 Juli 2020 yang menghadirkan empat
pembicara, Prof. Dr. Rudy Harjanto, M.Sn (Guru Besar Ilmu Komunikasi
Universitas Prof. DR. Moestopo (Beragama), Nico Wattimena (Praktisi PR), Arief
Suditomo (Pemimpin Redaksi MetroTV), dan A. Sapto Anggoro (CEO Tirto.Id). acara
ini dimoderatori oleh Farida Hariyati, S.IP., M.I.Kom yang juga merupakan Ketua
Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UHAMKA.
Acara
dimulai pada pukul 13.00 wib dan dibuka langsung oleh Dekan FISIP UHAMKA, Dra.
Tellys Corlianan, M.Hum. Dalam sambutannya Ibu Tellys mengungkapkan bahwa acara
ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam rangka Hari Ulang Tahun FISIP
UHAMKA yang ke-22 yang jatuh pada bulan Juni 2020 kemarin. Dekan FISIP UHAMKA
berharap dengan adanya webinar ini dapat menambah wawasan para dosen dan juga
mahasiswa dalam mempersiapkan diri menghadapi era disrupsi informasi yang
melahirkan new media atau sering
disebut era industri 4.0.
Perkembangan
ilmu komunikasi dalam menghadapi perubahan arus informasi yang begitu cepat
memang harus dihadapi oleh siapapun, terutama para pengajar atau dosen yang
harus selalu bisa beradaptasi dengan cepat terutama dalam menyajikan bahan yang
berguna bagi mahasiswanya. Begitupun dengan Ilmu Komunikasi FISIP UHAMKA yang
mengajarkan 5 disiplin ilmu komunikasi, Jurnalistik, Humas, Periklanan,
Penyiaran, dan Manajemen Komunikasi.
Acara
ini dihadiri oleh berbagai kalangan dari seluruh Indonesia, mulai dari Dosen,
praktisi, mahasiswa dan profesional yang kesehariannya cukup dekat dengan dunia
komunikasi. Dari data yang diperoleh panitia pendafataran, ada 231 orang yang
mendaftar untuk mengikuti webinar kali ini.
Pembicara
pertama menghadirkan Prof. Rudy yang memiliki latar belakang sebagai ahli di
bidang periklanan. Dalam paparannya yang mengambil tema Periklanan di Era
Digital, Prof. Rudy menyampaikan bahwa saat ini periklanan sudah bergeser dari
globalisasi ke personalisasi. Saat ini seseorang bisa bekerja melalui cloud. Dengan cloud seseorang bisa
menyelesaikan pekerjaannya secara bersamaan dengan orang lain di tempat yang
berbeda. Tetapi yang menarik adalah pergeseran dari global ke personal lalu
balik lagi ke global, sebagai contoh orang yang main game online. Dan juga era
konvergensi media yang menyebabkan saat ini kita dibanjiri dengan berbagai
platform media yang banyak sekali.
Pembicara
kedua menghadirkan Nico Wattimena, Ph.D, serorang praktisi Public Relations dan juga pengajar. Dalam paparannya, Nico
menyampaikan bahwa masa depan PR akan lebih kompleks dari yang ada saat ini.
Seorang PR tidak hanya wajib menguasai teknik menulis press release, tetapi juga harus menguasai berbagai disiplin ilmu
yang lain seperti marketing dan promosi. Saat ini saja banyak kita saksikan
perusahaan sudah menyatukan desk PR dengan marketing
communications.
Arief
Suditomo didapuk sebagai pembicara ketiga. Pria yang saat ini menjabat sebagai
pemimpin redaksi MetroTV ini menyampaikan materinya dengan melihat perkembangan
media penyiaran menghadapi serbuan telpon pintar (smart phone). Menurut Arief, saat ini seseorang tidak perlu
mengeluarkan modal yang besar untuk dapat menjadi terkenal dan mempunyai siaran
sendiri. Seseorang hanya perlu membuat konten kreatif dan menarik sehingga
banyak viewer dan juga subcribernya. Banyak contoh yang sekarang kita bisa
saksikan, para orang biasa yang tiba-tiba menjadi terkenal karena mempunyai
konten yang disukai oleh masyarakat luas.
Terakhir
adalah Sapto Anggoro, CEO Tirto.Id, sebuah kanal berita daring yang cukup
populer di Indonesia saat ini. Dalam materinya, Sapto mengungkapkan bahwa
banyak orang yang memprediksi bahwa era media cetak akan berakhir dengan
hadirnya teknologi. Hal ini semakin terlihat dengan hadirnya telpon pintar yang
bukan hanya bisa mematikan bisnis media cetak tetapi juga bisa mematikan bisnis
media radio dan televisi. Jika dilihat sekarang media acara-acara di televisi
juga sudah merambah ke media online.
Tetapi mereka yang bertahan adalah mereka yang bisa menyajikan berita secara
orisinil dan bisa diterima khalayak.
Banyaknya minat dan
antusiasme para peserta dalam seminar ini, menyebabkan banyak pertanyaan yang
belum terjawab semua oleh para pemateri. Sebagai kesimpulan, para pemateri
sepakat bahwa di tengah kemajuan teknologi saat ini, yang mana orang dengan
sangat mudah mendapatkan sebuah informasi yang mereka inginkan, nilai etika lah
yang harus dijunjung tinggi. Tanpa etika akan banyak orang yang melakukan plagiarism, mencontek karya orang lain
untuk di klaim seakan-akan itu miliknya. Dengan etika, seseorang akan menjadi
orang yang maju dan bermartabat di mata masyarakat.
Tidak ada komentar