Ilustrasi Lada Indonesia. Foto : Instagram @kementerianpertanian. Kementerian Perdagangan mengaku keunggulan lada yang tumbuh di Indo...
Ilustrasi Lada Indonesia. Foto : Instagram @kementerianpertanian. |
Kementerian Perdagangan mengaku keunggulan lada yang tumbuh di Indonesia, yakni lada muntok asal Bangka kurang disosialisasikan atau mendapat promosi sehingga berpengaruh pada tingkat konsumsi lada yang masih rendah.
Dilansir dari Antara.com, Staf Ahli Bidang Hubungan Internasional Kementerian Perdagangan Arlinda mengatakan, konsumsi lada di dunia hanya naik sebesar 2% per tahun. Sedangkan, produksinya tinggi dan terus meningkat sejak 2013 sebesar 7-8% per tahun.
Ia mengatakan bahwa pengembangan ekspor lada masih menghadapi masalah, yakni dengan jatuhnya harga akibat kelebihan pasokan dan produksi, terutama dari negara-negara anggota International Pepper Community (IPC).
Anggota tersebut yakni India, Indonesia, Malaysia, Sri Lanka serta Vietnam. Kelima negara tersebut setidaknya telah memasok 73% kebutuhan lada dunia.
Menurut Arlinda, kebutuhan akan lada tak sejalan dengan produksi serta mengakibatkan harga lada semakin terpuruk. Ia mencatat pada 2016 harga lada putih sempat mencapai Rp 157.000/kg, akan tetapi kini menjadi Rp 37.000/kg. Sedangkan, lada hitam sempat mencapai Rp 121.000/kg. Pada 2017, kini hanya mencapai Rp 22.000/kg.
Oleh sebab itu, penurunan harga lada tersebut harus disiasati oleh para anggota IPC serta memanfaatkan posisinya sebagai Pricemaket bukan Pricetaker atau dapat mengendalikan harga lada dunia.
Sumber: Berita24.com
Mau Kuliah dengan Beasiswa? Klik Disini
Penulis : Handayani
Tidak ada komentar