Brightburn dimaksudkan menjadi film aksi dengan sentuhan fiksi ilmiah dan thriller di banyak titik. Sayangnya, penempatan karakter utama yan...
Brightburn dimaksudkan menjadi film aksi dengan sentuhan fiksi ilmiah dan thriller di banyak titik. Sayangnya, penempatan karakter utama yang menonjolkan sisi gelap dan nyaris tidak berkembang membuat Brightburn menjadi sebuah kisah muram dengan akhir tak mengenakkan. Jika berharap dengan menonton Brightburn, suasana hati menjadi cerah, sepertinya Anda salah alamat.
Brightburn yang jadi judul film juga merupakan nama kawasan, di mana pasutri Kyle (David) dan Tory Breyer (Elizabeth) tinggal. Mereka berupaya memperoleh keturunan namun tak kunjung membuahkan hasil. Suatu malam, saat hendak berhubungan intim, kediaman mereka berguncang.
Seberkas sinar kemerahan jatuh ke hutan di belakang rumah mereka. Kyle dan Tory menemukan bayi laki-laki yang kemudian dinamai Brandon (Jackson). Brandon tumbuh menjadi remaja cerdas, introver, dan tak punya banyak teman di sekolah.
Perilaku Brandon cenderung aneh. Pernah, ia tepergok mengguncang-guncang pintu rubanah. Lalu mengunyah garpu yang terbuat dari besi hingga bengkok. Puncaknya, mendatangi rumah Caitlyn (Emmy), siswi yang ia sukai.
Tak hanya itu, Brandon meremas jemari Caitlyn hingga tulang-tulangnya patah. Insiden ini membuat Brandon diskors selama dua hari. Sampai di sini, Tory masih percaya putranya baik-baik saja.
Jalan di Tempat
Sebenarnya, tak ada kendala dengan paruh pertama Brightburn. Perkenalan karakter utama dan beberapa tokoh pendamping berjalan mulus. Brandon sebagai figur sentral mendapat latar belakang yang cerah termasuk interaksinya dengan tokoh-tokoh di ring dua seperti Paman Noah (Steve) dan istrinya.
Situasi menjadi jalan di tempat persis setelah tokoh utama memenuhi takdirnya. Brandon tak bergerak ke mana-mana sementara orang-orang di sekitarnya dikondisikan tanpa daya.
Brightburn perlahan terasa menjengkelkan. Penulis naskah Brian dan Mark Gunn menjejali film ini dengan adegan tarung yang tidak imbang. Kita tahu siapa yang tumbang dan siapa korban berikutnya.
Nyaris tanpa perlawanan, karakter utama bergerak leluasa mengacak-acak semesta kecil yang diciptakan penulis naskah. Kemudian, mengacak-acak harapan penonton. Di sinilah, menurut kami, blunder terbesar Brightburn.
Soal Simpati
Yang terjadi kemudian, karakter utama film ini tidak mengundang simpati publik. Simpati justru diberikan pada tokoh-tokoh di sekitarnya. Simpati itu kemudian berujung pada sesal dan duka mendalam.
Aktris Elizabeth Banks dan David Denman memperlihatkan ikatan emosi yang hangat sekaligus stabil hingga akhir film. Performa Jackson sebenarnya tak mengecewakan. Dianugerahi paras yang malu-malu, polos tak berdosa dan sedikit culun membuat karakter Brandon Breyer seolah memang ditakdirkan untuknya.
Tanpa banyak tokoh dan minim pengembangan karakter maupun konflik. Bisa jadi, inilah kesalahan terbesar naskah Brightburn. Kesannya, tokoh utama film ini anak setan. Lalu apa yang Anda harapkan dari karakter pendukung yang terlambat menyadari bahwa mereka membesarkan anak setan? Tak ada buah manis untuk amal baik ini kecuali musibah. Seklise dan sesuram itu Brightburn.
Kuliah Beasiswa...?? Klik Disini
Gambar : Liputan6.com
Sumber : Liputan6.com
Tidak ada komentar