Wakil Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partoanan Daulay mendesak Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD untuk...
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partoanan Daulay mendesak Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD untuk minta maaf atas ucapannya soal 'provinsi garis keras'. Sebab, dia menilai penggunaan kalimat tersebut tidak baik.
"Tidak ada salahnya meminta maaf. Apalagi orang sekaliber Pak Mahfud, tidaklah akan merendahkan dirinya dengan permintaan maaf itu. Bahkan justru akan semakin memperlihatkan sikap kenegarawanannya," kata Saleh pada wartawan, Senin (29/4).
Dia juga menyarankan, Mahfud untuk tidak lagi banyak melontarkan komentar tentang suatu isu. Kata Saleh, ucapan Mahfud seharusnya bisa menjadi peneduh suasana yang sedang memanas.
"Beliau kan tokoh nasional yang disegani. Ucapannya selalu didengar dan dihormati. Karena itu, menurut saya, sebaiknya beliau hanya bicara pada saat yang tepat dan jika betul-betul diperlukan," ungkapnya.
Saleh menjelaskan, jika Mahfud terlalu banyak komentar justru akan menimbulkan tafsir yang berbeda di masyarakat. Serta semakin sulit mencari sosok lain untuk menjelaskan kembali isu yang multi tafsir tersebut.
"Kalau terlalu banyak berpendapat, lalu ditafsirkan secara beragam, kemudian ada pula yang salah tafsir, nanti kerepotan menjelaskannya. Sulit mencari orang lain yang pas untuk menjelaskannya. Banyak tokoh nasional lainnya yang jarang bicara secara terbuka ke publik. Namun bukan berarti mereka diam," ucapnya.
Sebelumnya, pernyataan Mahfud MD soal 'provinsi garis keras' menjadi sorotan di media sosial. Kubu pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno mengkritik ucapan tersebut.
Potongan video wawancara Mahfud berdurasi 1 menit 20 detik dengan salah satu televisi swasta viral di medsos. Berikut isinya:
Kemarin itu sudah agak panas dan mungkin pembelahannya sekarang kalau lihat sebaran kemenangan ya mengingatkan kita untuk lebih sadar segera rekonsiliasi. Karena sekarang ini kemenangan Pak Jokowi ya menang dan mungkin sulit dibalik kemenangan itu dengan cara apapun.
Tapi kalau lihat sebarannya di beberapa provinsi-provinsi yang agak panas, Pak Jokowi kalah. Dan itu diidentifikasi tempat kemenangan Pak Prabowo itu adalah diidentifikasi yang dulunya dianggap provinsi garis keras dalam hal agama misal Jawa Barat, Sumatera Barat, Aceh dan sebagainya, Sulawesi Selatan juga.
Saya kira rekonsiliasinya jadi lebih penting untuk menyadarkan kita bahwa bangsa ini bersatu karena kesadaran akan keberagaman dan bangsa ini hanya akan maju kalau bersatu.
Kuliah Beasiswa...?? Klik Disini
Gambar : Merdeka.com
Sumber : Merdeka.com
Tidak ada komentar