Pernyataan Bersama PP Muhammadiyah Dan PBNU Seperti diketahui masyarakat Indonesia dan dunia, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama ada...
Seperti diketahui masyarakat Indonesia dan dunia, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama adalah dua ormas Islam besar yang memiliki kontribusi besar bagi umat, bangsa dan negara sejak perjuangan merebut kemerdekaan dari belenggu penjajahan hingga saat ini untuk mengisinya. Keduanya dikenal sebagai penyangga NKRI. Wajar jika terjadi masalah besar yang melanda umat, bangsa dan negara mereka akan saling berkunjung dan bertemu untuk mencari solusi terbaik bagi umat dan bangsa.
Pada hari Rabu malam (31/10) sekitar pukul 19.30 WIB PBNU bersilaturahmi ke Gedung Dakwah PP Muhammadiyah di Jalan Menteng Raya 62 Jakarta setelah sebelumnya PP Muhammadiyah bersilaturahmi ke kantor PBNU (24/3). Rombongan PBNU langsung dipimpin oleh Ketua Umum PBNU, KH. Said Aqil Siraj itu diterima dengan nu ansa kehangatan penuh persaudaraan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, KH. Haedar Nashir didampingi pimpinan Muhammadiyah lainnya. Menu nasi liwet yang memiliki pesan moral kuat bagi masyarakat Indonesia, menjadi jamuan hidangan makan malam.
Pertemuan kedua ormas Islam besar ini menghasilkan pernyataan bersama yang dibacakan secara bergantian oleh Sekjen PBNU, Helmy Faishal Zaini dan Sekjen PP Muhammadiyah, Abdul Muâti. Berikut isi pernyataan bersama yang dibacakan:
PERNYATAAN BERSAMA PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH DAN PENGURUS BESAR NAHDLATUL ULAMA
Bismillah al-Rahman al-Rahim
Menyadari pentingnya kedaulatan tindak kemajuan bangsa dan negara, Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menyatakan:
1.Berkomitmen kuat menegakkan keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republlk Indonesia yang berdasarkan atas Pancasila sebagai bentuk dan sistem kenegaraan yang IslamI.Bersamaan dengan itu menguatkan dan memperluas kebersamaan dengan seluruh komponen bangsa dalam meneguhkan integrasi nasional dalam suasana yang damai,persaudaraan,dan saring berbagi untuk persatuan dan kemajuan bangsa.
2.Mendukung sistem demokrasi dan proses demokratisasi sebagai mekanisme politik kenegaraan dan seleksi kepemimpinan nasional yang dilaksanakan dengan profesional , konstitusional,adil,jujur,dan berkeadaban. Semua pihak agar mendukung proses demokrasi yang substantif serta bebas dari politik yang koruptif dan transaksional demi tegaknya kehidupan politik yang dijiwai nilai-nilai Agama,Pancaslla,dan kebudayaan luhur Indonesia.
3.Meningkatkan komunikasi dan kerjasama yang konstruktif untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, membangun masyarakat yang makmur baik material maupun spiritual,serta peran politik kebangsaan melalui program pendldlkan,ekonomi,kebudayaan,dan bidang-bidang strategis lainnya. Komunikasi dan kerjasama tersebut sebagai perwujudan ukhuwah keumatan dan kebangsaan yang produkt if untuk kemajuan Indonesia.
4.Pada tahun politik ini semua pihak agar mengedepankan kearifan, kedamaian, toleransi, dan kebersamaan ditengah perbedaan pillhan politik.Kontestasi politik diharapkan berlangsung damal, cerdas, dewasa, serta menjunjung tinggi keadaban serta kepentingan bangsa dan negara.Hindari sikap saling bermusuhan dan saling menjatuhkan yang dapat merugikan kehidupan bersama.Kami percaya rakyat dan para elite Indonesia makin cerdas,santun,dan dewasa dalam berpolitik.
Jakarta, 22 Safar 1440 H
31 Oktober 2018 M
Ketua Umum Ketua Umu PBNU
Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
Dr. H. Haedar Nashir, MSi Prof. Dr. KH. Said Aqil Siraj, MA
Sumber: Sang Pencerah
Tidak ada komentar